Kepala
Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan Forum
Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan TNI/Polri Indonesia bukan partai
politik tetapi anggotanya boleh menjadi anggota partai politik.
FKPPI merupakan rumah bersama, anggotanya
boleh dari Partai Golkar, PPP, PDIP, PAN, dan partai manapun, tetapi
manakala masuk ke FKPPI tidak ada partai, katanya pada penutupan
Musyawarah Nasional IX FKPPI di kompleks Akademi Militer Magelang, Jawa
Tengah, Minggu.
"Sebagai pembina FKPPI, saya ingatkan apabila ada yang menarik FKPPI ke arah partai usir dia," katanya.
Ia
menuturkan jika FKPPI ditarik ke partai hal itu merupakan awal
kehancuran FKPPI, berarti dia anak TNI/Polri yang datang ingin
menghancurkan FKPPI.
Namun, katanya, apabila ada anggota FKPPI ikut partai, bahkan menjadi ketua partai harus didukung.
"Gunakan
seluruh potensi yang ada di FKPPI untuk membesarkan dia. Kalau ada yang
mencalonkan bupati dukung dia sampai jadi, itulah gunanya FKPPI.
Tunjukkan kekuatan FKPPI, jika kekuatan ini ada maka FKPPI akan
disegani," katanya.
KSAD
mengingatkan anggota FKPPI bahwa ancaman bagi bangsa Indonesia ke depan
dilihat dari pesatnya pertambahan populasi penduduk dunia yang tidak
diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih, dan energi menjadi
sumber pemicu munculnya konflik-konflik baru.
Ia
menuturkan Indonesia sebagai salah satu negara di garis equator yang
memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan
kepentingan berbagai negara. Untuk itu, diperlukan langkah antisipasi
agar keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap
terjaga.
Berdasarkan
prediksi, katanya jumlah penduduk dunia pada tahun Indonesia Emas
(2045) mencapai 12,6 miliar dan pada 2056 saat prediksi sisa cadangan
minyak bumi dunia habis, jumlah penduduk dunia sudah mencapai 14,5
miliar dan pada saat itu energi fosil sudah habis dan energi berubah ke
energi hayati.
Pertambahan populasi penduduk inilah yang menyebabkan terjadi kelangkaan energi, pangan, dan air.
Munas
FKPPI IX di Akmil tersebut berhasil mempersatukan FKPPI dan Generasi
Muda FKPPI. Dua ketua umum organisasi tersebut Pontjo Sutowo dari FKPPI
dan Hans Silalahi dari Generasi Muda FKPPI sepakat membagi peran dalam
pucuk pimpinan FKPPI yang menyatu tersebut.
"Saya
sebagai ketua umum dan Bung Hans ketua harian," kata Ketua Umum FKPPI
Pusat Pontjo Sutowo yang kembali secara aklamasi diminta memimpin
organisasi tersebut untuk lima tahun ke depan.
Pontjo
yang menjabat ketua umum sejak 2004 mengatakan penyatuan "dua raga satu
jiwa¿ ini bagian dari komitmen FKPPI untuk bisa lebih berperan nyata
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama untuk membangun
Indonesia dengan semangat gotong royong dan persatuan.
(Magelang, 29 Maret 2015/Thomas SMT Situmorang)